SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta

Monday, August 28, 2006

 

Kronologi Sejarah SMA MUGA

Revolusi physik yang memperjuangkan kemerdekaan tidak sekedar berperang mengangkat senjata melawan penjajah, akan tetapi juga berperang melawan kebodohan. Ada satu contoh kongrit andil Muhammadiyah bagi dunia pendidikan saat itu. Tepatnya Pimpinan Ranting Muhammadiyah Notoprajan, sekitar tahun 1928-1929 telah memiliki/ mendirikan suatu lembaga pendidikan dasar dengan Volk school (sekolah rakyat, sekarang SD). Lembaga ini berkembang dan dikelola terus dengan baik. Akan tetapi, apai peperangan yang membakar, berkobar memberi dampak kegoyahan pada lembaga ini. Zaman-zaman merdeka dilalui dengan susah payah sehingga akhirnya Bapak Saring (Alm) bersama rekan-rekannya menawarkan alternatif untuk kesinambungannya. Diperoleh suatu kesepakatan untuk mengganti lembaga tersebut dengan lembaga yang lain yang lebih tinggi. Lembaga itu adalah Sekolah Tingkat Pertama SLTP Muhammadiyah 4 (sekarang SLTP Muhammadiyah 3 Wirobrajan)
Kehadiran SLTP ini berbuntut dengan suatu masalah baru, yakni mengenai kelulusannya akan ditransfer kemana, sementara SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 2 pada waktu itu cukup dibanjiri siswa. Keputusan akhir yang diperoleh adalah mendirikan SMA. Ide cemerlang ini diserahkan kepada panitia pendiri, karena pipinan ranting Muhammadiyah Notoprajan saai itu masih Bapak Baried Ishom, Bapak Sarwono, Bapak Darmo Wiyono (Alm) dan dibantu Bapak Ishnaton. Mereka inilah yang merintis, mencarikan dana untuk membangun ide mulai tadi.
Akhirnya berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 5 Agustus 1953 sebuah SMA bediri dan diberi nama dengan SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

PERKEMBANGANNYA
Sebuah SMA yang baru berdiri dapat diibaratkan dengan seorang bayi mungil yang baru dilahirkan dan butuh perlindungan, perhatian, pengawasan dan lain-lainnya yangs serupa dengan itu. Untuk itu pulalah Bapak Baried Ishom diserahi kepercayaan untuk memimpin SMA Muhammadiyah 3 ini. Kesukaran-kesukaran serta berbagai macam hambatan sudah barang tentu antri untuk merongrong tegaknya SMA ini.
Ada tiga hambata utama yang harus dihadapai Bapak Baried Ishom waktu itu. Hambatan pertama adalah mengenai kecilnya jumlah siswa yang masuk ke sekolah ini. Hal tersebut dapat dimaklumi bersama karena SMA Muhammadiyah 3 memang belum memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Akan tetapi, hambatan itu sedikit demi sedikit berhasil ditanggulangi dengan pendekatan-pendekatan masyarakat. Hambatan yang kedua ialah bersumber dari tenaga educatif. Sesungguhnya hal ini dirasakan sekali bagi sebuah lembaga pendidikan, tenaga guru jauh berbeda saat itu dengan sekarang. Tenaga guru saat itu begitu dibutuhkan. Hambatan ini beliau8 hadapi dengan menerima semua guru tanpa memandang ideologi mereka. Semula tindakan ini mendapat tantangan besar dari rekan-rekannya. Namun prisip yang beliau pegang adalah “saya berpijak pada kebenaran”. Sikap semcam ini beliau lakukan karena KHA Dahlan juga pernah berbuat hal sama sehingga beliau merasa yakin sekali terhadap tindakanya bahwa semua itu benar. Dan alhamdullilah berhasil.
Hambatan yang ketiga, yang cukup berat adalah mengenai dana. Dana yang merupakan faktor yang vital dalam suatu kelembagaan. Karena bagaimanapun dana itu berasal dari siswa, maka harus melihat kondisi siswanya juga. Ada perjuangan besar yang dilakukan oleh guru-guru adalah : mereka mengajar benar-benar lillahita’ala hampir tanpa mengharapkan bayaran. Begitu berat perjuangan mereka.
Jumlah siswa pada saat itu baru berkisar 45-55 orang siswa. Sedang program pendidikan saat itu menggunakan program A untuk sosial budaya, program B untuk Pasti alam, dan program C untuk Ekonomi. Hingga mau tidak mau sekolah harus menyelenggarakan sistem/program tersebut, walau yangs satu kelas terdiri dari 12, 15 orang. Dengan jumlah siswa yang sejumlah itu SMA Muhammadiyah 3 menempati gedung perdana yang ditempati.
Pembenahan kecil-kecilan sedikit demi sedikit berusaha dicobakan. Bermula pada pelayanan pendidikan yang kosong disusul dengan pembinaan-pembinaan seperti pengajian-pengajian. Dalam prestasi sekolah siswa juga tak dapat kita lupakan begitus aja. Dengan kesederhanaan mereka dapat menunjukkan hasil yang cukup cemerlang yang dapat mengangkat nama sekolah dan membuka mata masyarakat, terbukti dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah. Dan ini perlu dibanggakan karena pada usia yang masih relatif muda sudah mampu menunjukkan prestasi-prestasi.
Sebelum melepaskan siswa-siswanya pada angkatan pertama, Bapak baried terpaksa melepaskan tanggungjawabnya sebagai kepala sekolah, karena kesibukan beliau pada bidangnya yaitu kedokteran. Tanggungjawab ini berikutnya dierahkan kepada Bapak Sartono. Dalam masa kepemimpinann beliau kondisi perjalanan seperti biasa dan dalam waktu yang relatif singkat beliau juga terpaksa mengundurkan diri karena kesibukannya ditempa lain. Selanjtunya pucuk pimpinan berganti ke tangan Bapak Zaenuri.
Nampakanya belum diperoleh keistimewaan-keistimewaan selama masa kepemimpinan belia. Sama dengan Bapak baried dan Bapak Sartono, Bapak Zaenuri ini pun mengembalikan tangungjawab ini atas alasan dinas lain yang kemudian tanggungjawab ini dibebankan kepada Bapak Sriyono. Beberapa saat lamanya, sehingga pada sekitar tahun 1963, kepercayaan itu diserahkan kepada Bapak Kamil Syahri. Pada Zaman kepemimpinan Bapak Kamil, jumlah siswa sedikit demi sedikit meningkat. Lebih kurang tiga tahun bergelut, akhirnya beliau terpaksa meninggalkan tanggungjawab untuk menjadi anggota TCP (Team Chusus Penerbitan Aparatur P & K DIY) oleh Kanwil P & K DIY. Karena pada tahun-tahun itu kita kenal sebuah tragedi nasional G 30 S/PKI.
Maka digantikanlah pucuk pimpinan lama dengan pimpinan baru yang diharapkan dapat meneruskan bahkan mengembangkan cita-cita pendahulunya. Bapak Muhctar Djandari mucul sebagai penerus pimpinan SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang saat itu baru berusia sekitar 13 tahun yang kita ibaratkan sudah cukup puas mengecap kesulitan demi kesulitan, kegetiran demi kegetiran.
Dalam kepemimpinan Bapak Muhctar Djandari mengusahakan perubahan gedung. Pada saat itu semula SMA Muhammadiyah 3 menempati gedung Notoprjan dan Suronatan. Bagi beliau pemisahan semacam ini cukup menghambat sehingga beliau mencoba untuk meminjam gedung SLTP Muhammadiyah 1 Purwodiningratan karena bisa terpadu. Beberapa tahun kemudia SMA Muhammadiyah 3 menempati gedung itu justru menimbulkan masalah baru. Hubungan dengan SLTP Muhammadiyah 1 sedikit kurang baik (maklum dech, kita numpang akhirnya kita ke tempat semula).
Disamping perubahan di bidang sarana prasarana, maka pada zaman Bapak Muchtar Djandari juga, SMA Muhammadiyah 3 diberi wewenang untuk menyelenggarakan EBTA sendiri. (kalau melihat akredistasi status sekarang ini seperti diakui). Sebelumnya kita EBTA menggabung dengan SMA 6. ternyata dengan EBTA sendiri pada tahun 1971 Bapak Muchtar Djandari, kini dierahkan kepada Bapak Mochadi Sofyan. Saat beliau menjabat kepala sekolah, beliau kiga aktif di surat kabar harian “Mercusuar” juga menjabat sebagai Direktur ABA Inggris sekaligus kepala SMA Muhammadiyah 1.
Kehadiran bapak mochadi Sofyan memberi warna baru pada dunia pendidikan SMA Muhammadiyah 3. terutama pada angkatan-angkatan 1974-1978, tampak muculny nama harum yang menghiasi SMA Muhammadiyah 3 karena tahun-tahun itu ada diantara siswanya yang diterima si ITB dan UGM danpa tes bahkan ada yang masuk ke UII Yogyakarta dengan mendapt predikat utama. Disamping itu ada yang mengikuti program AFS ke Amerika. Pokoknya SMA Muhammadiyah 3 saat itu benar-benar melonjak.
Setelah beberapa tahun berdiri. Bagaimana dengan peran IPM bagi dunia pendidikan khusunya siswa di SMA Muhammadiyah 3? Alhamdulillah pada masa itu IPM juga mampu unjuk gigi dengan berhasil memperjuangkan terbentuknya majalah pelajar di kalangan IPM KUNTUM.
Bersama SMA-SMA Muhammadiyah lain akhirnya terselenggarakan KUNTUM sebagai media komunikasi pelajar-pelajar Muhammdiyah sampai saat sekarang ini.
Atas kesibukanlah kahirnya Bapak Mochadi Sofyan terpaksa melepaskan tanggungjawab yang diembannya. Kemudian dierahkan kepada bapak Mukhayat. Iut terjadi sekitar tahun 1980-1981.
Mulailah penyempurnaan-penyempurnaan dilakukan disana-sini. Terutama dibidang administrasi. Menurut beluai hal ini termasuk hal yang sangat penting. Karena administrasi yang mendekati kesempurnaan akan mepermudah terselenggaranya proses belajar-mengajar. Disamping itu beliau juga mencoba meningkatkan kedisiplinan baik siswa maupun guru. Hingga dengan itu cita-cita untuk mengembangkan SMA Muhammadiyah 3 agar lebih maju dapt terealisasi. Saat itu titik cerah SMA Muhammadiyah 3 pada zaman kepemimpinan beliau adalah dikeluarkannya Piagam jenjang Akreditasi diakui oleh Deptemen Pedidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 30 Desember 1983.
Tahun demi tahun dilalui setapak demi setapak melangkahklan kaki dengan berbekal do’a dan kerja keras yang tak kenal lelah. Berkat Rahmat Allah SWT mulai awal tahun pelajran 1988/1989 SMA Muhanmadiyah 3 menempati gedung baru, bekas gedung SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta di Jalan Kapten Piere Tendean 58. sehingga kegiatan belajar mengajr dapat dilaksanakan pagi hari. Pada tanggal 1 Februari status sekolah naik menjadi DISAMAKAN maka semakin cerah kemajuan SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Tanda-tanda yang muncul adalah dibanjirinya sekolahan oleh SLTP hingga peserta didik mencapai 18 kelas.
Pada tahun 1992 SMA Muhammadiyah 3 dipimpin oleh Drs. Djumaini Rahmat, seiring dengan perkembangannya zaman, sekolah memacu terus kualitas dan kuantitas siswanya. Sehingga prasarana penunjang keberhasilan pendidikan dilengkapai, yang meliputi Laboraturium Fisiska, Biologi dan laboraturium Kimia, perpustakaan, komputer, Media Audiovisual, dan UKS. Kegiatan ekstra kurikuler pun beragam untuk menyalurkan minat dan bakat para siswanya. Tanggal 20 Desember 1993, sekolah diakreditasi ulang dan syukur alhamdulillah tetap memiliki status DISAMAKAN. Tahun demi tahun prestasi siswanya dapat dibanggakan, dengan ditandai oleh banyaknya prestasi yang diraihnya. Berdasar SK Mendikbud tahun pelajaran 1995/1996 SMA diubah perannya menajdi SMU (Sekolah Menengah Umum) sehingga sekolah inipun menjadi sekolah SMU Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Tahun pelajaran 1996/1997 sekolah mengelola 21 kelas dan berusaha menapak lagi dengan mencoba membuat kelas unggulan. Hingga pada tahun pelajran 19971998 kelas unggulan itu terwujud 4 kelas, serta seluruh kelas III diberikan tambahan pelajran untuk mengahadapi EBTANAS dan UMPTN.
Pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia mulism yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara. Untuk mewujudkan itus emua diterapkan pendidikan secara disiplin dan dikelola secara profesional. Wujud dari keberhasilan sekolah ini dibuktikan oleh prstasi siswa, guru dan lulusannya. Awal tahun 1999 sekolah membangun gedung yang berlantai 3 agar nampak megah dan representatif.
Bulan April 1999 Drs. H. Djumaini Rahmat memasuki masa pensiun, maka yang menjalankan tugas (YMT) kepala sekolah dijabat oleh Drs. Sriyono. Mulai bulan Januari 2000, Drs Sriyono dilantik menjadi kepala sekolah.
Pada saat ini sekolah mengelola 21 kelas dengan siswanya sebanyak 828, guru 49 orang, karyawan 20 orang, dokter 2 orang dan perawat gigi 1 orang. Kecuali kegiatan intrakurikuler yang berupa kegiatan belajar mengajar, kegiatan ektrakurikuler pun dipicu untuk mengmbangkan minat, bakat, dan prestasi.
Kegiatan Ekstrakurikuler iut meliputi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Teater Fajar, Qirda, baca tulis Al-Qur’an, bahasa Inggris, komputer, Drum band, Mengetik, kopsis, dan tapak Suci. Kecuali itu, IRM Ranting SMU Muhammadiyah 3 membentuk departemen : Pendataan kader, kajian Keputrian dan ketrampilan keputrian, Sepak Bola, pandu HW, Pleton inti, Kelompok musik, seni lukis, paduan suara dan dengan banyaknya kegiatan diharapkan memunculkan prestasi-prestasi untuk menopang wawasan keunggulan yang dicanangkan sekolah.
Terbukti dengan banyaknya prestasi yang dicapai siswa dan guru baik di kancah regional maupun nasional. Masih banyak yang harus dikerjakan, antara lain melanjutkan pengembangan gedung yang belum selesai dan merancang sekolah agar sesuai apa yang kita cita-citakan bersama.
Meskipun SMU Muhammadiyah 3 Yogyakarta telah banyak berbuat bagi masyarakat, negara dan agama tercinta melalui dunia pendidikan, tetapi masih banyak lagi yang harus dikerjakan,.

Saturday, August 12, 2006

 

Selamat Datang

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Archives

August 2006  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?